Alas Purwo yang sohor sebagai hutan tertua di Jawa bukanlah mitos belaka. Penelitian ilmiah dari ahli geologi telah membuktikan bahwa unsur bebatuan di Alas Purwo sesungguhnya adalah bentukan lama sejak masa prasejarah

Berkendara 2,5 jam dari kota melalui jalan bergelombang akan mengantar Anda ke taman nasional di bagian selatan Banyuwangi ini. Di daerah padang rumput Sadengan Anda dapat melihat kehidupan hewan seperti banteng dan rusa yang berbagi tempat hidup dalam satu padang rumput (grassing area). Di Taman Nasional Alas Purwo ada kawasan yang disebut Ngagelan dimana Anda bisa melihat tempat penetasan semi alami bagi tukik/anak penyu

Spot lain di Alas Purwo adalah Pura Luhur Giri Saloka dan Pura Kawitan yang merupakan tempat persembahyangan saat hari besar keagamaan dan tempat ibadah umat Hindu dari Banyuwangi dan Bali. Pantai Trianggulasi yang berpohon-pohon besar dan rindang juga menarik untuk disinggahi serta Pantai Pancur yang merupakan akses masuk menuju G-Land atau Pantai Plengkung dimana tempat ini menjadi tujuan wajib peselancar profesional karena mempunyai jajaran 7 lapis ombak berjuluk The Seven Giant Waves Wonder yang merupakan terbaik kedua di dunia setelah Hawaii

Melanjutkan petualangan di Alas Purwo adalah merasakan sensasi hutan mangrove terbaik di Jawa sepanjang 18 km dengan menggunakan perahu tradisional “gondang gandung”. Hutan mangrove Bedul menyimpan 26 spesies mangrove dan habitat alami bagi monyet, biawak dan burung migran dari Australia. Sambil menikmati makan siang dan kelapa segar di atas perahu, Anda dapat melihat burung-burung yang terbang seperti elang laut, raja udang, bangau tongtong, kuntul dan cekakak

Eksplorasi di Alas Purwo adalah sebuah petualangan lengkap dari sebuah kunjungan ke taman nasional. Anda memasuki Taman Nasional Alas Purwo melalui gerbang timur dan keluar melewati gerbang barat. Inilah ekowisata sesungguhnya. Perjalanan yang memberi nilai edukasi bagi wisatawan dan pendapatan bagi penduduk di sekitar wilayah yang menjaga kawasan itu tetap lestari