Wisata Edukasi Banyuwangi

Educational tourism goes beyond a curiosity, interest or fascination for a particular topic but includes an element of organized learning (Kalinowski, K. M. & Weiler, B. Department of Recreation and Leisure, University of Alberta, Edmonton, Alberta, Canada. Book Authors Educational Travel. 1992)
Edu-tourism is a type of tourism that encompasses a particular tourism activity, which education, learning, and knowledge gaining is the main purpose of travel (Prof. Brent W. Ritchie, University of Queensland, Australia. Book Author Managing Educational Tourism. 2003)
Previous slide
Next slide

SEJARAH WISATA EDUKASI

Pembelajaran diluar kelas dalam berbagai bentuknya seperti field trip maupun study tour bukanlah konsep baru dan telah lama dikenalkan di Eropa berabad lampau. Konsep ini sudah ada sejak abad ke-17, ke-18, dan sebagian besar abad ke-19

Pertama, “Grand Tour”, dipandang sebagai awal dari wisata edukasi, yang pada awalnya dilakukan oleh para pemuda bangsawan Inggris sebagai bagian dari pendidikan mereka selama abad ke-17 hingga ke-19. Banyak diantaranya adalah para sarjana dari Inggris, Jerman, dan negara-negara lain, yang melakukan perjalanan keliling Benua Eropa

Kedua, “Chautauqua”, penanda jaman pada momentum lainnya. Konsep liburan pembelajaran masa kini tampaknya berasal dari Chautauqua, sebuah institusi pendidikan di New York. Diprakarsai pada tahun 1874, memadukan konsep rekreasi di alam terbuka dengan kegiatan sosial dan kesempatan belajar di Amerika Serikat

Kemudian perkembangan pendidikan diluar ruangan makin mendunia, dan diterapkan pula di berbagai kota dan pelosok desa di Indonesia dari masa ke masa dengan beragam bentuknya, serta diselenggarakan oleh bermacam penyelenggara

LANDASAN BERPIKIR

  1. Wisata edukasi adalah konsep berwisata yang memiliki fokus pada pembelajaran dan pengalaman pada kegiatan yang dilakukan
  2. Wisata edukasi merupakan kegiatan perjalanan ke suatu tempat yang bertujuan memperoleh pengalaman belajar untuk membangun karakter, pikiran, kemampuan, meningkatkan kecerdasan dan kreatifitas
  3. Wisata edukasi dipandang sebagai kegiatan yang mengintegrasikan dua kegiatan, yaitu wisata dan pendidikan dengan cara mengorganisasikan kegiatan wisata menjadi sebuah kegiatan pembelajaran, dan bertujuan untuk mencapai target yang ditentukan oleh kurikulum pendidikan
  4. Perjalanan memainkan peran dan bagian penting dari sebuah sistem pendidikan. Pendidikan tanpa perjalanan tidaklah lengkap. Perjalanan membuat peserta menjadi individu yang mandiri dan membantu membangun prioritas masa depan
  5. Perjalanan yang dikemas dalam agenda wisata edukasi memberikan banyak manfaat, khususnya bagi konsep pendidikan yang aktual. Diluar lingkup kenyamanan kelas, peserta bisa menumbuhkan kemandirian, jiwa kepemimpinan dan keterampilan komunikasi. Pengembangan kepribadian akan terjadi setelah peserta bertemu budaya baru, orang baru, bahkan bahasa baru. Berbagai pengalaman yang ada akan membentuk karakter peserta menjadi lebih percaya diri, bertambah wawasan dan peka terhadap keadaan sekitar

 

Wisata Edukasi Banyuwangi

SIAPA KAMI

Pada tahun 2010 kami terlibat dalam perencanaan pra acara serta penataan aktifitas lapangan bagi siswa siswi SMAN 1 Banyuwangi dan SMA Dempo Malang, Jawa Timur yang melakukan study tour di beberapa titik kunjungan di Banyuwangi. Momen tersebut menjadi langkah awal dari implementasi gagasan sebagai penyelenggara kegiatan pendidikan diluar kelas yang dapat dilakukan di Banyuwangi

Rangkaian peristiwa tahun-tahun berikutnya adalah kedatangan sekolah/kampus lain dari kota-kota besar di Jawa yang bertaraf internasional maupun non internasional seiring bergulirnya tahun ajaran. Dinamika tersebut menjadi tumbuhkembang kami bersama peserta didik yang kami dampingi beraktifitas dan menjadikan kami termotivasi untuk merangkai materi kegiatan belajar tematik diluar kelas yang kreatif, menarik dan selaras dengan kebutuhan kurikulum

KOLABORASI

Di Banyuwangi kami berkolaborasi dengan Badan Pengelola Ijen Geopark dalam pengembangan Program Geo-trail serta melakukan kajian mendalam tentang materi belajar luar ruang tematik (Geo-site, Bio-site, Culture-site) yang hendak diberikan kepada peserta didik. 21 situs geologi, 6 situs keanekaragaman hayati, 10 situs budaya dan 8 warisan tak benda adalah sebuah wahana belajar besar di Kawasan Ijen Geopark yang tidak kunjung habis untuk dipelajari dalam sebuah kegiatan edukasi

Dalam kaitan peningkatan perekonomian lokal yang adil dan perjalanan yang bertanggung jawab/responsible travel, kami juga bekerjasama dengan para pemangku desa di lereng gunung, sekitar hutan, maupun pesisir yang terdiri dari unsur pengelola Pokdarwis, Kelompok Tani, Kelompok Usaha Bersama, Lembaga Adat, Karang Taruna untuk uji kelayakan/keamanan lokasi guna mempersiapkan aktifitas dan praktisi yang sesuai dengan tema yang diajarkan melalui program Wisata Edukasi

Bahan ajar/materi belajar yang diterapkan di lapangan akan terlebih dahulu kami diskusikan dengan tenaga pengajar/pendidik dari pihak sekolah/kampus (dalam negeri maupun luar negeri) yang hendak melakukan kunjungan agar lebih relevan dengan kebutuhan, usia dan latar belakang peserta didik

Seluruh mentor yang terlibat adalah praktisi dalam bidang masing-masing maupun para pendidik lapang berlatar pendidikan yang sesuai dengan topik yang diajarkan, serta program yang kami kemas didasari materi terbarukan maupun pilihan dan berbalut nuansa berwisata yang menyenangkan

MANFAAT

Aktifitas field trip (kunjungan ke 1 tempat dalam waktu setengah hari atau 1 hari) dan study tour (kunjungan ke beberapa tempat dalam waktu 1 hari atau lebih dari 1 hari) diluar sekolah, terdapat beragam manfaat, diantaranya:

  • Memperkuat materi kelas dan kesempatan untuk memvisualisasikan, mengalami dan mendiskusikan informasi
  • Mendorong untuk belajar dan menyimpan lebih banyak pengetahuan dari apa yang dilihat dan dialami
  • Mengembangkan ide dan bertukar gagasan antar teman sekelas dan orang baru
  • Melatih kemampuan adaptasi dan sosialisasi
  • Meningkatkan motivasi rasa ingin tahu dan imajinasi
  • Memunculkan rasa syukur dan empati

 

PERTANGGUNGJAWABAN PUBLIK

Sebagai penyelenggara yang memegang tanggung jawab moral untuk memberikan kesesuaian program Wisata Edukasi kepada generasi masa depan, kami juga menyimak PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2021 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN, yakni:

Pasal 12

(1) Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b diselenggarakan dalam suasana belajar yang:

  1. interaktif;
  2. inspiratif;
  3. menyenangkan;
  4. menantang;
  5. memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif; dan
  6. memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik.

Serta Penjelasan Atas PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2021 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Pasal 12

Ayat (1)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “suasana belajar yang interaktif’ adalah suasana belajar yang dirancang untuk memfasilitasi interaksi yang sistematis dan produktif antara pendidik dengan Peserta Didik, antar Peserta Didik, dan antara Peserta Didik dengan materi belajar.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “suasana belajar yang inspiratif’ adalah suasana belajar yang dirancang untuk memberi keteladanan dan menjadi sumber inspirasi positif bagi Peserta Didik.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “suasana belajar yang menyenangkan” adalah suasana belajar yang dirancang agar Peserta Didik mengalami proses belajar sebagai pengalaman yang menimbulkan emosi positif.

Huruf d

Yang dimaksud dengan “suasana belajar yang menantang” adalah suasana belajar yang dirancang untuk mendorong Peserta Didik terus meningkatkan kompetensinya melalui tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan yang tepat.

Wisata Edukasi Banyuwangi

Paket Wisata Edukasi

Wisata Edukasi Desa Kemiren – Paket 1

Gallery Wisata Edukasi Banyuwangi

Wisata Edukasi Banyuwangi

Wisata Edukasi Banyuwangi

Hubungi Kami

5/5 - (1 vote)