Petik Laut Muncar, Banyuwangi Festival 2016

Petik Laut Muncar Banyuwangi

Petik Laut Muncar, Banyuwangi Festival 2016

BANYUWANGI – Setelah sebelumnya mengangkat tradisi agraris, Banyuwangi Festival kini menampilkan ritual masyarakat pesisir, yakni Petik Laut Muncar.  Tradisi sedekah laut tersebut akan digelar Minggu (16/10), di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Muncar, Banyuwangi.

Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkah yang diperoleh pada masa kehidupannya. Upacara Petik laut adalah salah satu perwujudan ungkapan rasa syukur yang dilakukan oleh nelayan Muncar, Banyuwangi. Petik laut adalah upacara melarung sesaji ke tengah samudra.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY Bramuda menjelaskan bahwa terdapat sejumlah atraksi wisata anyar yang menghiasi Banyuwangi Festival 2016. Di antaranya Banyuwangi International BMX (2 April), Festival Arung Jeram (16 April), Student Jazz Festival  (22 April), Underwater Festival (21 Mei), dan Festival Pasar Ikan (15 Oktober).

“Adapun event anyar yang berbasis budaya antara lain tradisi arung kanal, tradisi Puter Kayun, dan Petik Laut Muncar. Ini adalah tradisi dari leluhur masyarakat Banyuwangi, dan kita angkat ke Banyuwangi Festival sebagi upaya untuk terus menghidupkan tradisi lokal agar tidak lekang oleh waktu,” ujar Bramuda.

Menurut ketua penyelenggara petik laut, HM Hasan Basri, petik laut Muncar ini biasa digelar setiap pertengah bulan Syura tepatnya tanggal 15 Syura penanggalan Jawa.  “Pada pertengahan bulan itulah, upacara ini dilaksanakan saat pasang laut datang,” ujar Hasan Basri.

Tradisi ini, kata dia, telah dilakukan masyarakat nelayan Muncar sejak tahun 1901. Dari tahun tersebut hingga sekarang masyarakat Muncar tak pernah melewatkan tradisi ini. “Karena kami mempercayai, jika tidak melakukan ritual ini akan mengalami bencana. Sehingga kami pun tak pernah melewatnya ritual ini,” katanya.

Sebelum ritual inti “melarung sesaji”, tradisi ini memiliki rangkaian ritual yang cukup panjang. Satu bulan sebelum upacara digelar, kata Hasan Basri, nelayan telah membuat gitik. Gitik adalah sebuah perahu kecil yang panjangnya sekitar 5 meter. Fungsi gitik ini digunakan untuk membawa  ugo rampe (material) sesaji yang akan dilarung ke laut pada puncak ritual petik laut. Gitik ini dicat warna warni dan dihiasi bermacam bendera kecil-kecil layaknya perahu layar yang akan berlayar.

Setelah gitik selesai dibuat, kata dia, akan disimpan dulu di salah satu rumah tetua adat. “Baru mendekati H-3 upacara ritual, gitik mulai diisi sesaji lengkap dengan ugo rampenya. Seperti, buah-buahan, candu (rokok), pisang saba mentah, pisang raja, nasi tumpeng, nasih gurih, nasi lawuh, kinangan sirih dan beragam hasil pertanian dan perkebunan, beragam kue-kue. Tak lupa kepala kambing dan dua ekor ayam jantan yang masih hidup dimasukkan dalam gitik,” terang Hasan Basri.

Filosofi dari isi sesaji ini kata dia, banyak sekali, misalnya pisang Raja. Saat melaut, nelayan seakan-akan sebagai raja lautan yang gagah berani, pantang menyerah berbantal ombak dan berselimut angin. Kinangan sirih berfilosofi lambang masyarakat yang selalu ingat akan petuah dan menghormati yang lebih tua atau lelehurnya. “Kepala kambing, mengibaratkan manusia dalam bekerja tak hanya menggunakan tangan dan kaki, tetapi menggunakan otak sehingga lebih berhati-hati dibarengi mata hati,” tutur Hasan Basri.

Satu hari sebelum sesaji dilarung, dilakukan upacara ider bumi menjelang pukul 14.00 WIB.  Dalam ritual ini, kata Hasan, gitik yang sudah dipenuhi sesaji tersebut dibawa keliling ke wilayah Muncar hingga sore hari. Usai dibawa keliling, gitik dikembalikan lagi ke tempat semula untuk persiapan larung esok harinya.

Sebelum dilarung, Sabtu malam (15/10) usai sholat magrib warga melakukan ruwatan atau tirakatan dengan mengadakan doa bersama dan macopatan. Dalam macopatan ini warga membaca dan melagukan syair-syair doa dari kitab suci yang mengkisahkan, Nabi Yusuf, Nabi Sulaiman hingga pagi.  Selanjutnya, Minggu pagi tepat pukul 06.00 WIB warga mengarak gitik yang istilahnya kirap sesaji menuju ke TPI Muncar, untuk dilarung ke tengah samudra.

Satu hari sebelum pelaksanaan Petik Laut Muncar, Banyuwangi Festival juga akan menghadirkan Fish Market Festival di lokasi yang sama, Sabtu (15 Oktober). Festival ini akan diisi beragam acara, mulai bakar ikan masal oleh ribuan warga Muncar, hingga digelar pameran ikan segar, ikan hias, budi daya air tawar dan produk olahan hasil perikanan dan kelautan. Wisatawan yang hadir nantinya akan bisa berbelanja hasil-hasil perikanan dan kelautan yang dijual dalam event ini. (sumber : banyuwangikab.go.id)

Untuk pemesanan Paket Wisata Banyuwangi Spesial Interest Acara Petik Laut Muncar 2016 ini anda dapat menghubungi kami melalaui :
Email : info@lovelybanyuwangi.comPhone : 0822 4567 1901
Instagram : @lovelybanyuwangi

Rate this post
Facebook
Pinterest
Twitter
LinkedIn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *